basmalah

Rabu, 01 Februari 2012

BLEACHING (Pemutihan Gigi)



Bleaching (pemutihan gigi) dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu bleaching secara eksternal yang dilakukan pada gigi vital yang mengalami perubahan warna dan bleaching secara internal, dilakukan pada gigi non vital yang telah dirawat saluran akar dengan baik.

4.1 Tehnik Bleaching secara Eksternal
Pewarnaan pada gigi vital biasanya disebabkan oleh karena pewarnaan tetrasiklin dan faktor ekstrinsik, misalnya karena fluorosis atau defek superfisial.

4.1.1 Tehnik Bleaching pada Gigi Vital yang Berubah Warna karena Tetrasiklin
Bleaching secara eksternal dilakukan pada gigi vital yang berubah warna karena tetrasillin yang belum parah yaitu gigi berwarna kuning. Tehniknya bleaching secara eksternal, sebagai berikut (Walton & Torabinejab, 1996) :
1. Bersihkan gigi, lindungi jaringan lunak dengan mengulaskan pasta pelindung mulut, pasang karet isolator (rubberdam), ikat dengan benang (dental floss) pada gigi yang akan dirawat.
2. Letakkan sepotong kapas yang telah dibasahi larutan hidrogen peroksida pada bagian labial dan palatinal gigi.
3. Pemanasan dilakukan dengan cara memakai lampu reostat controlled photoflood yang diletakan sekitar 30 cm dari gigi selama 10-30 menit atau dengan hand-held thermostatically controlled yaitu dengan menempelkan ujung alat ini pada permukaan gigi yang telah diberi gulungan kapas yang dibasahi dengan superoxol.
4. Pemutihan gigi dilakukan selama 30-60 detik. Ulangi prosedur ini sebanyak 3 kali.
5. Kapas dilepas, gigi dibilas dengan air hangat, buka ikatan dental floss, lepaskan karet isolator, bersihkan sisa pasta pelindung mulut.
6. Suruh pasien menyikat gigi kemudian lakukan pemolesan.
7. Pasien disuruh datang 1 minggu kemudian, bila belum memuaskan prosedur bleaching diulang

4.1.2 Bleaching Tehnik Mouthguard
Tehnik ini biasanya dipakai pada perubahan yang ringan, dianjurkan sebagai tehnik pemutihan di rumah, biasa disebut juga tehnik pemutihan dengan matriks. Tehnik ini dapat dilakukan pada malam hari saat tidur disebut nightguard vital bleaching atau dipakai pada siang hari.

Prosedur mouthguard bleaching adalah sebagai berikut (Walton & Torabinejab, 1996) :
1. Pasien diberi penjelasan, lakukan profilaksis, dibuat foto permulaan dan selama perawatan.
2. Gigi dicetak, dibuat model lengkung rahang dari gips batu. Dua lapis relief die
diulaskan pada bagian bukal cetakan gigi untuk membentuk reservoir bagi bahan
pemutih.
3. Matriks plastik lunak setebal 2 mm dibuat dan dirapikan dengan gunting sampai 1 mm melewati tepi ginggiva.
4. Mouthguard dicoba pada mulut, lalu diangkat dan bahan pemutih dimasukkan ke dalam ruangan dari setiap gigi yang akan diputihkan. Kemudian mouthguard dipasang atas gigi dalam mulut dan kelebihan bahan pemutih gigi dibuang.
5. Pasien harus dibiasakan menggunakan prosedur ini, biasanya 3-4 jam sehari dan bahan pemutih diisi kembali setiap 30-60 menit.
6. Perawatan dilanjutkan selama 4-24 minggu, pasien diperiksa setiap 2 minggu.

4.1.3 Tehnik Bleaching pada Gigi Vital yang Berubah Warng karena Fluorosis
Untuk memperbaiki pewarnaan karena fluorosis ini, cara yang lebih efektif adalah tehnik asam hidroklorik-pumis yang terkontrol atau disebut tehnik pumis asam. Sebetulnya cara ini bukan cara pemutihan gigi murni (oksidasi), melainkan suatu tehnik dekalsifikasi dan pembuangan selapis tipis email yang berubah warna (Walton & Torabinejab, 1996).

4.2 Tehnik Bleaching secara Internal (Intrakoronal)
Pemutihan gigi secara intrakoronal dilakukan pada gigi yang telah dirawat endodontik dengan baik. Metode bleaching yang umum dilakukan untuk gigi ini adalah tehnik walking bleach, termokatalitik dan kombinasi.

4.2.1 Tehnik Walking Bleach
Tehnik ini memakai campuaran superoxol dan natrium perborat, prosedurnya adalah sebagai berikut (Grossman, 1998; Walton & Torabinejab, 1996) :
1. Jaringan sekitar gigi yang akan dirawat dilindungi dengan vaselin.
2. Isolasi gigi dengan karet isolator (rubberdam).
3. Kamar pulpa dan tanduk pulpa dibersihkan, kemudian dentin bagian labial dalam kamar pulpa dikurangi 0,5 mm dengan bor kecepatan rendah.
4. Kurangi gutaperca dengan plugger panas sebanyak 2 mm ke arah apikal.
5. Daerah orifis ditutup dengan semen seng oksida eugenol setebal 1 mm.
6. Bersihkan kamar pulpa dengan xylene atau isopropil alkohol 70 %, kemudian keringkan dengan aliran udara. Menurut Hyess (1986) dapat juga dipakai asam fosfat 37 % yang dioleskan dalam kamar pulpa selama 1 menit, kemudian bilas dengan air dan keringkan.
7. Letakkan pasta campuran natrium perborat dengan superoxol di dalam kamar pulpa, tekan dengan kapas ke arah dinding labial kemudian tutup dengan tumpatan sementara seng oksida eugenol.
8. Kujungan berikutnya dilakukan 3-7 hari kemudian. Bila pemutihan gigi belum berhasil, ulangi prosedur di atas, tetapi bila sudah berhasil, bersihkan gigi kemudian lakukan tumpatan tetap dengan resin komposit.

4.2.2 Tehnik Termokatalitik

Tehnik ini mengunakan panas untuk mempercepat proses oksidasi. Sumber panas yang dapat digunakan adalah rheostat controlled photoflood, lihgt activited atau instrumen Woodson. Prosedur tehnik termokatalitik adalah sebagai berikut (Grossman, 1998; Walton & Torabinejab, 1996) :
1. Isolasi gigi yang akan dirawat dengan karet isolator. Lindungi jaringan lunak
dengan petrolium jelly atau cocoabutter.
2. Buang bahan pengisi dari kamar pulpa 2-3 mm ke apikal dibawah gusi.
3. Buang dentin dibagian labial kamar pulpa dengan bor bulat yang berputar secara perlahan.
4. Bersihkan kamar pulpa dengan kloroform atau xylene, kemudian keringkan dengan hembusan udara.
5. Lindungi jaringan lunak dan gigi tetangga dari panas yang berasal dari sumber panas.
Letakkan kasa yang telah dibasahi air di bawah karet isolator untuk menutup bibir dan jaringan lunak.
6. Letakkan sebuah kapas dalam kamar pulpa yang dibasahi hidrogen peroksida 30-35 %, tutup permukaan labial gigi dengan kapas yang telah dibasahi bahan pemutih. Arahkan sumber panas pada gigi yang telah disiapkan.
7. Basahi lagi kapas dengan hidrogen peroksida segar. Ulangi langkah ini 4-5 kali.
8. Evaluasi efek pemutihan,bila belum berhasil pertemuan berikutnya dilakukan seminggu kemudian setelah kavitas ditutup tumpatan sementara.
9. Apabila hasilnya sudah memuaskan, bersihkan kamar pulpa dengan kloroform xylene atau alkohol, kemudian lapisi dengan semen yang berwarna putih sebelum dilakukan tumpatan tetap dengan resin komposit.

4.2.3 Tehnik Kombinasi
Tehnik kombinasi ialah cara bleaching yang menggabungkan tehnik walking bleach dengan tehnik termokatalitik secara bergantian,sehingga hasilnya lebih cepat dan memuaskan. Prosedur tehnik kombinasi adalah langkah pertama sama dengan tehnik termokatalitik, setelah dilakukan pemanasan, kapas yang telah dibasahi hidrogen peroksida dalam kamar pulpa dikeluarkan lalu gigi dikeringkan. Kemudian pasta hasil
pencampuran superoxol dengan bubuk natrium perborat diletakkan dalam kamar pulpa. Tindakan selanjutnya seperti tehnik walking bleach (Walton & Torabinejab, 1996).

4.2.4 Tehnik Foto Oksidasi Ultra Violet
Lampu ultraviolet diletakkan pada permukaan labial gigi yang akan diputihkan. Cairan hidrogen peroksida 30-35 % diletakkan di dalam kamar pulpa dengan kapas, lalu disinari dengan lampu ultraviolet selama 2 menit. Diduga hal ini mengakibatkan penglepasan oksigen sama dengan pemutihan tehnik termokatalitik. Cara ini kurang efektif dibandingkan dengan tehnik walking bleach serta memerlukan waktu yang lebih banyak (Walton & Torabinejab, 1996).

SBR:http://www.akademik.unsri.ac.id

Tidak ada komentar:

Posting Komentar